KEPEDULIAN


Kepedulian

Rabu, 15 Oktober 2014
Oleh Fresman Sihotang

Semua ruangan kelas, tanpa terkecuali diperiksa satu persatu.Saat tim pemeriksa masuk ke dalam kelas terakhir, tiba-tiba ada seorang siswi yang tampak gelisah. Tangannya berkeringat dan wajahnya pun memerah. Padahal di kelas dia dikenal sebagai siswi yang rajin, baik, cerdas, walaupun sedikit pendiam dan terkesan pemalu.

Siswi itu, tidak seperti biasanya, membawa tas yang ukurannya cukup besar. Ia mati-matian menjaga tasnya sambil memohon dengan terisak dan suara memelas, “Tolong, Pak, Bu. Jangan buka tas saya. Di dalam tidak ada benda yang melanggar peraturan. Sumpah. Please…” Dan seketika, hebohlah kelas itu. Mereka saling berpandangan sambil curiga, pasti ada sesuatu yang rahasia di balik tas itu.

Menanggapi situasi tersebut, siswi itu pun dipanggil ke ruangan kepala sekolah. Dengan kepala tertunduk dan tas di pelukan, ia pun digelandang keluar kelas.

Bersama semua tim pemeriksa, mereka ke ruang kepala sekolah. Setelah mendengarkan laporan dari tim pemeriksa, dengan lemah lembut kepala sekolah berkata, “Anakku, sebenarnya apa isi tas itu? Ibu tidak memaksa, hanya ingin kejujuranmu.” Wajah cantik itu kembali memerah.

Dengan diam dan perlahan, siswi itu membuka dan mengeluarkan isi tasnya. Selain perlengkapan sekolah, tampak kue-kue kecil terbungkus rapi di dalam suatu kotak. “Maafkan saya Bu. Saya bukannya ingin membangkang perintah dengan tidak membuka tas, tetapi saya tidak berani menanggung malu di depan teman-teman sekelas. Kebetulan ini hari pertama saya berjualan kue, sepulang sekolah nanti, untuk membantu ekonomi keluarga. Ayah kami sedang sakit….” ujar remaja putri itu dengan nada lirih dan berlinang air mata.

Seisi ruangan itu tercekat. Mereka menyesali,  justru di lingkungan terdekat mereka, ada siswa yang berada dalam kondisi memerlukan bantuan, namun mereka tidak mengetahui apalagi membantunya.

“Nak, tidak perlu merasa malu untuk hal ini… justru kamu bisa menjadi teladan karena niat, usaha, dan kepedulianmu untuk membantu keluarga. Maafkan Ibu dan sekolah karena baru menyadari kondisimu ini,” ujar Ibu Kepala Sekolah.

Sahabat yang Luar Biasa,

Sesungguhnya, peduli dan niat untuk memberi, bukan karena kita telah kaya, punya harta berlebih, baru bisa peduli dan membantu orang lain.

Peduli dan memberi, terutama kepada orang-orang di sekeliling kita adalah sikap terpuji yang mendekatkan jarak antar manusia.Tak peduli seberapa kadarnya, entah banyak atau sedikit, kepedulian akan membawa dampak kebaikan pada lingkungan dan akan membukakan lebih banyak pintu sukses bagi si pemberi.

Mari, lebih peduli!

Salam Sejahtera


http://www.andriewongso.com

Kekuatan Memberi


Air Minum di Hutan

Oleh : Fresman. S

Seorang pria tersesat di hutan yang sangat gersang. Ia sempoyongan karena hampir mati kehausan. Tak disangka, ia bertemu dengan sebuah rumah kosong. Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh itu, terdapat sebuah pompa air. Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga. Tapi, tidak ada air yang keluar.

 

Lalu ia melihat ada kendi kecil di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus dan tertempel kertas dengan tulisan, ”Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air dulu.. Setelah mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum pergi.” Pria itu mencabut gabusnya dan ternyata kendi itu berisi penuh air.

 

“Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu? Daripada nanti mati kehausan, kalau ternyata pompanya tidak berfungsi. Untuk apa menuangkan air sebanyak ini ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?” Begitu pikirnya.

 

Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mencoba mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu, sekali pun berisiko. Lantas, ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa yang karatan tersebut dan dengan sekuat tenaga memompanya.

 

Benar!! Air keluar dengan melimpah. Pria itu minum sepuasnya.

 

Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu: “Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus berkorban terlebih dahulu sebelum bisa menerima kembali secara melimpah. PERCAYALAH!! Inilah kebenaran hukum alam.”

 

Sahabatku yang Luar Biasa,

 

Hidup ini, tidak selalu harus menerima, baru memberi.  Tetapi ada kalanya, bahkan seringkali, kita harus memberi dulu, baru menerima. Bukan seperti kata-kata dalam bahasa Inggris yang populer dan sering kita dengar: “Take and Give” (mendapatkan dan memberi) tetapi seharusnya “give and take” (memberi dan mendapatkan).

 

Dalam kehidupan ini, sebenarnya sumber kebahagiaan  adalah memberi (baik memberi layanan, pertolongan, perjuangan, atau pengorbanan). Barulah kita akan menikmati apa yang pantas kita dapatkan.

 

Mari, miliki inisiatif untuk memberi dan memberi terlebih dahulu. Maka anugerah terindah pasti disuguhkan kepada kita.
Luar biasa!

Inspirasi dari Dua Beruang


Oleh : Fresman. S

Seekor anak beruang terluka di pegunungan British Columbia pada tahun 1885. Ia bersama ibunya terkena longsoran batu. Beruntung ia hanya mendapat luka sedangkan ibunya tewas.

 

Sejak itu beruang kecil dipaksa harus mengurus dirinya sendiri dan belajar kehidupan dari nalurinya. Sampai suatu ketika ia sedang mengais makanan sambil bermain sendirian di pelataran gunung yang sepi. Karena begitu asyik, ia tak menyadarinya tengah diincar singa gurun yang lapar.

 

Si singa mendekatinya. Si beruang kecil kaget serta ketakutan hingga berlari sekencang-kencangnya. Si singa tak mau kehilangan calon mangsanya dan ia pun mengejarnya. Rupanya beruang kecil kalah cerdik dan kurang pengalaman. Ketika bermaksud menyeberang sungai ia menemukan batang pohon yang buntu dan rapuh. Saat singa mendesaknya ia terjatuh ke air sungai yang deras.

 

Singa yang pandai segera menuju hulu sungai menunggu si beruang kecil terbawa arus. Si beruang meski terus berusaha agar tak terbawa arus, tak berdaya. Arus sungai mengantarkannya ke singa lapar.

 

Akhirnya ia harus menghadapi singa lapar. Si singa mencakar pipinya dan berusaha ditangkis si beruang kecil. Mulut beruang kecil pun terluka dan berdarah. Di tengah peluang hidup yang begitu kecil datanglah Grizzly, beruang besar si raja gurun. Grizzly mengaum membuat si singa lapar pergi. Beruang kecil berlari meminta perlindungan Grizzly. Grizzly menyambutnya dengan penuh kasih sayang. Ia membersihkan luka di mulut beruang kecil dengan jilatan-jilatannya. Itulah awal persahabatan keduanya.

 

Film karya sutradara Prancis Jean-Jacques Annaud ini begitu memikat. Banyak inspirasi yang diajarkan beruang. Film berjudul L\’Ours (The Bear) dan dirilis tahun 1988 ini diangkat dari novel James Oliver Curwood berjudul The grizzly King terbitan tahun 1916. Dalam versi filmnya, The Bear mendapat banyak penghargaan internasional. Banyak inspirasi diberikan oleh dua beruang yang belaku sangat natural di dalam film tersebut.

Berikut Video Inspirasi dari Dua Beruang :